Pandangan al-Quran tentang Kedudukan Laki-Laki dan Perempuan

Dalam berbagai zaman cara pandang masyarakat terhadap perbedaan laki-laki dan perempuan masih menjadi tema yang menarik untuk dibahas bahkan hingga saat ini. Di era sebelum datangnya Islam, anak perempuan adalah aib dan tidak dikehendaki. Diceritakan bahwa seorang ayah akan mengubur hidup-hidup anak perempuannya karena rasa malu dari tradisi yang menganggap anak perempuan sebagai aib dalam keluarga. Hal tersebut sebagai bukti sejarah bahwa pada masa lalu kaum perempuan dimarginalkan dari kehidupan sosial.

Ajaran Islam yang datang melalui Nabi Muhammad saw melarang dengan keras tradisi seperti itu. Perempuan adalah sama dengan laki-laki. Baik laki-laki maupun perempuan dianjurkan untuk bekerja sama di ruang domestik dan ruang publik serta didorong untuk mengambil peran dalam kehidupan sosial masyarakat.

Sebagaimana laki-laki, hak-hak perempuan juga terjamin dalam Islam. Pada dasarnya, segala yang menjadi hak laki-laki, itu pun menjadi hak perempuan baik dari segi agamanya, hartanya, kehormatannya, akalnya dan jiwanya. Semuanya terjamin dan dilindungi oleh syariat Islam sebagaimana kaum laki-laki. Inilah bukti bahwa Islam memuliakan perempuan. Salah satu buktinya adalah firman Allah dalam Surah al-Hujurat ayat 13 sebagaimana berikut:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (QS. Al Hujurat: 13)

Pada ayat tersebut, manusia diciptakan berbeda agar bisa saling mengenal dan dengan demikian saling membantu satu sama lain. Allah tidak membedakan kedudukan dan derajat yang tinggi di sisi-Nya hanya karena gender atau jenisnya sebagai laki-laki atau perempuan. Dalam redaksi “Sesungguhnya yang paling mulai di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa…” menunjukkan bahwa Allah Maha Adil lagi Maha Bijaksana. Allah memuliakan seluruh hamba-Nya yang beriman dan bertakwa kepada-Nya, tanpa memperhatikan perbedaan yang melekat pada masing-masing darinya.

Ayat ini juga mengisyaratkan kepada kita cara untuk mendapatkan kemuliaan disisi Allah adalah dengan cara bertakwa, bukan karena keturunan, kedudukan duniawi, harta apalagi sekedar perbedaan jenis. Maka laki-laki dan perempuan bisa menjadi lebih terhormat dan mulia disisi Allah Swt bukan dinilai dari seberapa baik pekerjaannyya seberapa tinggi gajinya atau seberapa hebat penampilannya, masing-masing dari mereka hanya bisa mengandalakan ketakwaan sebagai dasar untuk mencari kemuliaan di sisi Allah Swt.

Ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain bahwa laki-laki dan perempuan yang mu’min adalah penolong atau mitra satu dengan yang lain dalam mewujudkan perintah Allah yang ma’ruf dan mencegah larangan-larangan Allah. Hal ini seperti Firman-Nya dalam QS At-Taubah ayat 71:

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Q.S al-Taubah Ayat 71)

Orang yang beriman dalam ayat ini ditandai agar selalu taat kepada Allah SWT. ayat ini menjelaskan hakikat orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang beriman, dengan iman-Nya yang sempurna, dari laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain dalam hal-hal kebenaran dan kebaikan sebagaimana yang dipahami dari makna kata Auliya’ yang mengandung makna ketulusan dalam tolong-menolong. Secara jelas dapat dilihat dalam sikap dan perilakunya, yaitu mereka menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan rasulnya. Mereka itulah yang akan senantiasa diberi rahmat oleh Allah.

Sebab itu, Islam sejatinya telah mengangkat derajat seorang perempuan. Maka seyogyanya perempuan harus bersyukur akan datangnya islam dengan membuktikan ketaatannya kepada Allah dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya agar layak menyandang kategori perempuan yang beriman. Salah satunya adalah dengan memperbaiki kualitas dirinya baik dalam segi ketaatan kepada Allah SWT dalam hal peribadatan, berbuat baik, dan menjaga harga dirinya. Atau dengan senantiasa memuliakan dirinya melalui akhlak yang terpuji dan kualitas diri yang lebih baik.

Moch Abdul Aziz, S.Ud, Ustadz di Cariustadz.id

Tertarik mengundang ustadz Moch Abdul Aziz, S.Ud? Silahkan klik disini