Hutan Gundul dan Akhlak yang Pudar

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan hutan tropis terbesar ketiga di dunia. Namun, ancaman deforestasi atau penggundulan hutan terus menghantui. Kerusakan ini tak hanya berdampak ekologis, tetapi juga mencerminkan krisis akhlak manusia terhadap amanah menjaga alam. Dalam episode Ruang Tengah Cariustadz.id, tema “Hutan Gundul, Akhlak Pudar” dibahas bersama Ina Salma Febriani, Ustadzah di Cariustadz, dan Banon Pramesti Wulandari dari gerakan “Hutan Itu Indonesia”.

Ustadzah Ina membuka percakapan dengan menegaskan bahwa penggundulan hutan adalah bentuk ifsād fī al-arḍ (kerusakan di bumi) yang dilarang dalam Islam. Dalam Surah al-A‘rāf ayat 56, Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya…”
(QS. Al-A’raf: 56)

Ayat ini menunjukkan bahwa merusak lingkungan adalah tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Allah menciptakan bumi untuk semua makhluk, bukan hanya manusia. Ketika hutan dihancurkan demi kepentingan ekonomi atau proyek jangka pendek, kita tak hanya merugikan manusia, tetapi juga hewan dan ekosistem yang bergantung padanya.

Menurut Mbak Banon dari Hutan Itu Indonesia, deforestasi membawa dampak yang sangat serius. Pertama, Hilangnya habitat satwa liar, yang sebenarnya berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Kedua, Krisis iklim yang kian nyata, karena hutan tak lagi mampu menyerap karbon dioksida secara maksimal. Ketiga, Bencana alam seperti banjir dan longsor, karena pohon tak lagi bisa menyerap dan menahan air hujan. Keempat, Kehilangan budaya dan nilai sosial masyarakat adat, yang hidupnya menyatu dengan hutan.

Saat ini kita bahkan sulit mengenali kapan musim hujan atau kemarau. Perubahan iklim telah mengacaukan siklus alam yang dulu teratur.

Islam memberikan mandat penting kepada manusia sebagai khalīfah fi al-arḍ (pemimpin di bumi). Ustazah Ina menekankan bahwa menjadi khalifah berarti bertanggung jawab menjaga dan memperbaiki bumi, bukan merusaknya. Kontribusi umat Islam dalam menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal-hal sederhana di rumah seperti: membawa bekal sendiri dengan wadah ramah lingkungan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mengajarkan anak-anak untuk mencintai alam, dan menanam pohon di lingkungan sekitar

Kita harus memulai dari yang kecil, lalu meluas ke komunitas. Menjaga bumi adalah bagian dari ibadah.

Banon menambahkan bahwa akar deforestasi juga berasal dari pola konsumsi manusia. Kita bisa berkontribusi dengan beberapa cara di antaranya: memilih produk dari sumber berkelanjutan; Mengurangi konsumsi kertas atau kayu yang tidak tersertifikasi; dan Mendukung gerakan seperti “Adopsi Hutan” atau “Kopi Hutan” yang memberdayakan masyarakat lokal tanpa merusak hutan.

Bayangkan jika satu juta orang mulai melakukan ini secara konsisten—itu akan menjadi kekuatan besar yang menekan laju deforestasi secara nyata.

Islam mengajarkan keseimbangan antara memanfaatkan alam dan menjaga kelestariannya. Manusia diberi izin untuk mengambil manfaat dari hutan, tetapi tidak untuk mengeksploitasinya secara berlebihan. Ketamakan dan kerakusan adalah sifat yang bertentangan dengan nilai Islam.

Sebagaimana dijelaskan oleh Ustazah Ina, ketika manusia hanya mengambil secukupnya dan menyisakan ruang hidup bagi makhluk lainnya, maka keberkahan dan keseimbangan akan tetap terjaga.

Selain itu, gerakan seperti Hutan Itu Indonesia aktif dalam kampanye publik, edukasi, serta pemberdayaan masyarakat lokal melalui produk hutan non-kayu seperti kopi hutan.

Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Kita tidak harus menjadi aktivis lingkungan untuk menjaga bumi. Cukup dengan gaya hidup sadar lingkungan, pola konsumsi bijak, dan edukasi kepada generasi muda, kita sudah ikut ambil bagian.

Mari kita jaga hutan, bukan hanya sebagai paru-paru dunia, tetapi juga sebagai amanah dari Allah yang harus dirawat dan dilestarikan. Sebab, akhlak bukan hanya soal hubungan antar manusia, tapi juga hubungan manusia dengan alam.

Ingin tahu lebih banyak? Tonton episode lengkap “Ruang Tengah: Hutan Gundul, Akhlak Pudar” hanya di channel YouTube Cariustadz.id.